Sabtu, 11 Juli 2015

Bermimpi, Siapa Takut !


Teringat ketika saya di masa TK, saat itu setiap anak di Tanya apa cita – cita kami oleh sang guru.

Guru: Adit nanti kalau sudah besar mau jadi apa?
Saya: Saya mau jadi insinyur bu, saya mau jadi orang pintar
Guru: Mengapa insinyur?
Saya: Saya mau membuat mesin hebat, karena saya senang dengan mobil dan robot saat itu.
Sepulangnya dari TK, seperti anak biasanya menceritakan hal ini kepada mama.
Mama: Adit Mandi ya
Saya: Mama mama, tadi adit di Tanya sama bu guru. Ditanya mau jadi apa?
Mama: Adit memang mau jadi apa?
Saya: Mau jadi Insinyur, biar bisa buat mobil dan robot
Mama: Kalau mau jadi insinyur harus bagus nilainya

Mama dan Papa adalah tidak seperti orang tua biasanya, tak pernah memaksa kami anaknya untuk belajar. Tak pernah memaksa kami untuk meraih rangking kelas, satu hal yang mereka ingatkan adalah kalau mau dapat cita – cita harus pintar, malu kalau jadi anak bodoh.

Tak terasa sampailah di masa – masa kelulusan SMA, penuh antusias untuk mengejar mimpi menjadi seorang Sang Insinyur, ku tak pernah lelah mengejar mimpi. Saat saya di SMA, hampir semua organisasi saya ikuti dan hasilnya sahabat, kemampuan untuk berorganisasi dan memimpin.

Sampailah diskusi ringan dengan mama sepulang sekolah
Mama: Adit sudah daftar SMPTN?
Saya: Sudah ma
Mama: Adit ambil jurusan apa?
Saya: Teknik mesin ITB ma
Mama: Apakah ga lebih baik ambil UNJ, adit nanti jadi guru
Adit: Jadi MAMA mau adit jadi GURU ( Dengan nada tinggi )
Mama: Ga, menurut mama biayanya kan ringan dan dekat tidak perlu ngekos
Saya: Mama kan tahu cita – cita adit saat kecil? Adit ingin jadi insinyur
Mama: Ya sudah deh ( dengan nada rendah )

Akhirnya tibalah hari dimana ujian dilangsungkan, dengan penuh semangat menuju tempat ujian. Saat itu dengan penuh percaya diri mengerjakan setiap soal yang ada. Akhirnya selesai mengerjakan soal dan langsung pulan menuju rumah.

Pada suatu pagi mama, membawakan brosur untuk kuliah di perguruan swasta. Mama memberikan brosur fakultas teknik mesin universitas 17 agustus 45 jakarta, mama tak lupa menyampaikan bahwa biaya kuliah dapat di cicil. Ke esokan harinya saya menuju kampus swasta ini, menuju utara Jakarta, akhirnya mendaftar di loket pendaftaran, saya berjabat tangan dan diakhir pembicaraan kami, petugas pendaftaran memberikan informasi kegiatan perkuliahan. Hasilnya saya tercengang kaget, karena ternyata yang saya daftarkan adalah kelas karyawan di hari sabtu minggu, anehnya bukan membatalkan malahan dengan senyum – senyum menuju bekasi . tiba di rumah dengan penuh protes menghadap mama, ternyata mama pun tak tahu, yang mama lihat hanya cicilan. Saya pun berdamai dan menyampaikan ke mama, kalau saya tidak lolos SMPTN, saya akan mengisi dengan kerja.

Seminggu setelahnya, ketika berkumpul dengan para alumni, salah seorang sahabat saya Jati, menawarkan saya untuk ikut dalam tes seleksi kerja. Akhirnya saya ikut dalam tes kerja tersebut, mengisi tes dan melakukan wawancara, saat itu saya wawancara dengan Pa Anton, salah seorang supervisor bagian peleburan logam, orang yang menjadi guru saya dalam dunia kerja. Akhirnya selesai serangkaian tes dan hasilnya akan dikabarkah lewat telepon.

Saat itu cuaca lumayan panas, sepanjang jalan menikmati udara segar dari celah jendela angkot saat itu. Tibalah sampai rumah, saya langsung dihujani dengan berbagai pertanyaan, ternyata saya lolos tes dan besok harus medical check up, mama heran, ko kemarin katanya mau kuliah eh sekarang kerja? Saya pun menjelaskan ke mama, bahwa saya hanya bekerja sambil menunggu pengumuman SMPTN, maklum saya saat itu masih sebulan menuju pengumuman.

Hari pertama kerja tiba, bingung akan dunia baru ini namun inilah yang kupilih. Seminggu berlalu kuliah sabtu minggu pun dimulai, bagi saya inilah kegiatan untuk mengisi waktu sebelum saya kuliah di kampus pilihan saya.

Hari demi hari berlalu, Akhirnya tibalah pengumuman SMPTN, bolak balik halaman Koran saat itu. Mencari  nama saya di pengumuman pagi itu, tak pernah menyangka kegagalan yang kuterima.

Ke Esokan harinya, senin saya berkomitmen untuk menjalani kuliah sambil kerja.memang saat itu ayah menjelang pension, saat itu mempunyai sisa waktu 2 tahun sebelum sampai pension. Bersyukur saya mendapatkan uang untuk kuliah. Walaupun saat itu badan ini terasa protes, maklum saja senin – jumat saya harus bekerja dengan shift dan sabtu – minggu harus kuliah full.

Saat menjalani kedua aktivitas saya mempunyai sahabat – sahabat hebat, saya bersyukur dapa bekerja di bagian peleburan salah satu perusahaan pembuat komponen sepeda motor dan saya bersyukur ditemukan dengan tim mesin di UNTAG, yang istimewa adalah Dian, Davi, iwenk, dan Kisworo. Mereka semua yang membantu saya menjalani kedua aktivitas ini.

Ketika lelah, mama tak segan membakar semangat saya, ketika mempunyai kesulitan dalam pekerjaan, papa siap menerangkan. Alhamdulillah selama kerja saya banyak menerima penghargaan, itu semua berkat bantuan dari Om Upik, yang mengajarkan saya di bidang teknik.

Tak terasa 3 tahun berlalu dan saya akan berhadapan dengan sebuah pilihan dan keputusan yang berat, saat itu untuk dapat ujian saya membutuhkan sejumlah dana, memutar otak dan bingung mau kemana, maklum saja saat itu ayah sudah pension dan adik masih sekolah. Beruntung saat itu saya mempunyai simpanan asset sedikit di property ( Biar keren ), saya mengambil keputusan menjual rumah saya kepada seorang guru hebat. Saya memanggilnya Mama Fitri, ialah yang membantu saya dengan membeli rumah kecil saya. Akhirnya saat itu dengan uang hasil penjualan, saya membeli laptop untuk membuat skripsi, membayar sidang dan wisuda. Ketika mengerjakan skripsi selain uang, pikiran pun terpecah maklum saja saat itu saya mempunyai aktivitas mengajar di salah satu lembaga kursus,  ketiga kegiatan ini saya lakukan dengan penuh antusias

Senin s.d Jumat: Kerja di Pabrik ( Pagi )
Senin s.d Jumat: Mengajar di kursus ( Malam )
Sabtu – Minggu: Kuliah ( Pagi – Sore )

Puncaknya saat itu adalah ketika kami sekeluarga di undang untuk dapat wisuda di gedung yang berada di daerah kelapa gading, saya pun menjadi seorang Sarjana Teknik mesin. Nama insinyur sudah dirubah menjadi ST ( Sarjana Teknik ). Sebulan setelah itu saya mendapatkan tawaran menarik di salah satu perusahaan komponen mobil, untuk memimpin bagian maintenance. Ketika pindah ke daerah Jakarta, saya mengurangi jam saya mengajar, biasanya saya mengisi di hari sabtu.

Sahabatku, jika dirimu mempunyai mimpi, wujudkanlah dengan penuh usaha, selalu ada jalan untuk orang yang berusaha. Terima kasih kepada Istri tercinta, Keluarga besar, Almarhum sahabatku Jait yang telah banyak memberikan inspirasi untuk bekerja keras, sahabatku Dafi, dian, iweng dan kisworo.

Saat ini saya sebagai Konsultan, Trainer, Dosen dan Motivator, cita – cita saya tercapai, anjuran dari mama menjadi guru malah menjadi dosen dan yang terakhir adalah motivator yang terinspirasi dari seorang ayah hebat yang selalu berpesan untuk jujur.




Salam Sukses Berkah

Aditya Nugraha
@agasheva_adit



Tidak ada komentar:

Posting Komentar