Teringat ketika saya di masa TK, saat itu setiap anak di Tanya
apa cita – cita kami oleh sang guru.
Guru: Adit nanti kalau sudah besar mau jadi apa?
Saya: Saya mau jadi insinyur bu, saya mau jadi orang pintar
Guru: Mengapa insinyur?
Saya: Saya mau membuat mesin hebat, karena saya senang
dengan mobil dan robot saat itu.
Sepulangnya dari TK, seperti anak biasanya menceritakan hal
ini kepada mama.
Mama: Adit Mandi ya
Saya: Mama mama, tadi adit di Tanya sama bu guru. Ditanya mau
jadi apa?
Mama: Adit memang mau jadi apa?
Saya: Mau jadi Insinyur, biar bisa buat mobil dan robot
Mama: Kalau mau jadi insinyur harus bagus nilainya
Mama dan Papa adalah tidak seperti orang tua biasanya, tak
pernah memaksa kami anaknya untuk belajar. Tak pernah memaksa kami untuk meraih
rangking kelas, satu hal yang mereka ingatkan adalah kalau mau dapat cita –
cita harus pintar, malu kalau jadi anak bodoh.
Tak terasa sampailah di masa – masa kelulusan SMA, penuh
antusias untuk mengejar mimpi menjadi seorang Sang Insinyur, ku tak pernah
lelah mengejar mimpi. Saat saya di SMA, hampir semua organisasi saya ikuti dan
hasilnya sahabat, kemampuan untuk berorganisasi dan memimpin.
Sampailah diskusi ringan dengan mama sepulang sekolah
Mama: Adit sudah daftar SMPTN?
Saya: Sudah ma
Mama: Adit ambil jurusan apa?
Saya: Teknik mesin ITB ma
Mama: Apakah ga lebih baik ambil UNJ, adit nanti jadi guru
Adit: Jadi MAMA mau adit jadi GURU ( Dengan nada tinggi )
Mama: Ga, menurut mama biayanya kan ringan dan dekat tidak
perlu ngekos
Saya: Mama kan tahu cita – cita adit saat kecil? Adit ingin
jadi insinyur
Mama: Ya sudah deh ( dengan nada rendah )
Akhirnya tibalah hari dimana ujian dilangsungkan, dengan
penuh semangat menuju tempat ujian. Saat itu dengan penuh percaya diri
mengerjakan setiap soal yang ada. Akhirnya selesai mengerjakan soal dan
langsung pulan menuju rumah.
Pada suatu pagi mama, membawakan brosur untuk kuliah di
perguruan swasta. Mama memberikan brosur fakultas teknik mesin universitas 17
agustus 45 jakarta, mama tak lupa menyampaikan bahwa biaya kuliah dapat di
cicil. Ke esokan harinya saya menuju kampus swasta ini, menuju utara Jakarta,
akhirnya mendaftar di loket pendaftaran, saya berjabat tangan dan diakhir
pembicaraan kami, petugas pendaftaran memberikan informasi kegiatan
perkuliahan. Hasilnya saya tercengang kaget, karena ternyata yang saya
daftarkan adalah kelas karyawan di hari sabtu minggu, anehnya bukan membatalkan
malahan dengan senyum – senyum menuju bekasi . tiba di rumah dengan penuh
protes menghadap mama, ternyata mama pun tak tahu, yang mama lihat hanya
cicilan. Saya pun berdamai dan menyampaikan ke mama, kalau saya tidak lolos
SMPTN, saya akan mengisi dengan kerja.
Seminggu setelahnya, ketika berkumpul dengan para alumni, salah
seorang sahabat saya Jati, menawarkan saya untuk ikut dalam tes seleksi kerja. Akhirnya
saya ikut dalam tes kerja tersebut, mengisi tes dan melakukan wawancara, saat
itu saya wawancara dengan Pa Anton, salah seorang supervisor bagian peleburan
logam, orang yang menjadi guru saya dalam dunia kerja. Akhirnya selesai
serangkaian tes dan hasilnya akan dikabarkah lewat telepon.
Saat itu cuaca lumayan panas, sepanjang jalan menikmati
udara segar dari celah jendela angkot saat itu. Tibalah sampai rumah, saya
langsung dihujani dengan berbagai pertanyaan, ternyata saya lolos tes dan besok
harus medical check up, mama heran, ko kemarin katanya mau kuliah eh sekarang
kerja? Saya pun menjelaskan ke mama, bahwa saya hanya bekerja sambil menunggu
pengumuman SMPTN, maklum saya saat itu masih sebulan menuju pengumuman.
Hari pertama kerja tiba, bingung akan dunia baru ini namun
inilah yang kupilih. Seminggu berlalu kuliah sabtu minggu pun dimulai, bagi
saya inilah kegiatan untuk mengisi waktu sebelum saya kuliah di kampus pilihan
saya.
Hari demi hari berlalu, Akhirnya tibalah pengumuman SMPTN,
bolak balik halaman Koran saat itu. Mencari nama saya di pengumuman pagi itu, tak pernah
menyangka kegagalan yang kuterima.
Ke Esokan harinya, senin saya berkomitmen untuk menjalani
kuliah sambil kerja.memang saat itu ayah menjelang pension, saat itu mempunyai
sisa waktu 2 tahun sebelum sampai pension. Bersyukur saya mendapatkan uang
untuk kuliah. Walaupun saat itu badan ini terasa protes, maklum saja senin –
jumat saya harus bekerja dengan shift dan sabtu – minggu harus kuliah full.
Saat menjalani kedua aktivitas saya mempunyai sahabat –
sahabat hebat, saya bersyukur dapa bekerja di bagian peleburan salah satu
perusahaan pembuat komponen sepeda motor dan saya bersyukur ditemukan dengan
tim mesin di UNTAG, yang istimewa adalah Dian, Davi, iwenk, dan Kisworo. Mereka
semua yang membantu saya menjalani kedua aktivitas ini.
Ketika lelah, mama tak segan membakar semangat saya, ketika
mempunyai kesulitan dalam pekerjaan, papa siap menerangkan. Alhamdulillah selama
kerja saya banyak menerima penghargaan, itu semua berkat bantuan dari Om Upik,
yang mengajarkan saya di bidang teknik.
Tak terasa 3 tahun berlalu dan saya akan berhadapan dengan
sebuah pilihan dan keputusan yang berat, saat itu untuk dapat ujian saya
membutuhkan sejumlah dana, memutar otak dan bingung mau kemana, maklum saja
saat itu ayah sudah pension dan adik masih sekolah. Beruntung saat itu saya
mempunyai simpanan asset sedikit di property ( Biar keren ), saya mengambil
keputusan menjual rumah saya kepada seorang guru hebat. Saya memanggilnya Mama
Fitri, ialah yang membantu saya dengan membeli rumah kecil saya. Akhirnya saat
itu dengan uang hasil penjualan, saya membeli laptop untuk membuat skripsi,
membayar sidang dan wisuda. Ketika mengerjakan skripsi selain uang, pikiran pun
terpecah maklum saja saat itu saya mempunyai aktivitas mengajar di salah satu
lembaga kursus, ketiga kegiatan ini saya
lakukan dengan penuh antusias
Senin s.d Jumat: Kerja di Pabrik ( Pagi )
Senin s.d Jumat: Mengajar di kursus ( Malam )
Sabtu – Minggu: Kuliah ( Pagi – Sore )
Puncaknya saat itu adalah ketika kami sekeluarga di undang
untuk dapat wisuda di gedung yang berada di daerah kelapa gading, saya pun
menjadi seorang Sarjana Teknik mesin. Nama insinyur sudah dirubah menjadi ST (
Sarjana Teknik ). Sebulan setelah itu saya mendapatkan tawaran menarik di salah
satu perusahaan komponen mobil, untuk memimpin bagian maintenance. Ketika pindah
ke daerah Jakarta, saya mengurangi jam saya mengajar, biasanya saya mengisi di
hari sabtu.
Sahabatku, jika dirimu mempunyai mimpi, wujudkanlah dengan
penuh usaha, selalu ada jalan untuk orang yang berusaha. Terima kasih kepada Istri
tercinta, Keluarga besar, Almarhum sahabatku Jait yang telah banyak memberikan
inspirasi untuk bekerja keras, sahabatku Dafi, dian, iweng dan kisworo.
Saat ini saya sebagai Konsultan, Trainer, Dosen dan
Motivator, cita – cita saya tercapai, anjuran dari mama menjadi guru malah
menjadi dosen dan yang terakhir adalah motivator yang terinspirasi dari seorang
ayah hebat yang selalu berpesan untuk jujur.
Salam Sukses Berkah
Aditya Nugraha
@agasheva_adit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar