Minggu, 11 Januari 2015

3 Cara Mencegah Para Supervisor Menghalangi Inovasi

Inilah penyakit yang sering diderita perusahaan besar: jajaran eksekutif begitu bersemangat dan terus mendorong organisasinya untuk selalu berinovasi dan memperbaiki sesuatu. Sebaliknya, karyawan merasa sangat frustrasi dengan dorongan tersebut dan merasa enggan berubah. Kami pernah membahas hal ini di artikel berjudul “Benarkah Para Manajer Tidak Ingin Berinovasi?”. Lalu apa yang menyebabkan penyakit itu?
Seringkali kesalahan dilempar pada mereka yang menempati kursi “Middle Management”; para manajer dan supervisor. Di perusahaan besar, middle management sering dianggap sebagai penghalang inovasi.
John Kotter dalam bukunya yang berjudul “Leading Change”, mengidentifikasi supervisor sebagai salah satu penghalang inisiatif perubahan di divisinya. Menurut Kotter, para supervisor memang tidak secara aktif menentang perubahan, namun penolakan mereka lebih bersifat pasif. Mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak memiliki waktu untuk mengimplementasikan ‘ide unik’ orang lain. Mereka sering menunggu lama hingga pekerjaan selesai, hingga akhirnya ide perubahan menjadi basi dan kehilangan momentum. Mereka terlalu fokus menjalankan sistem yang ada saat ini.
Dalam blognya ‘Innovator Inside’ James Gardner menyatakan hal yang sama di sebuah artikel yang berjudul “Middle Management Won’t Innovate”. Menurut Gardner, mereka tidak berinovasi bukan karena tidak ingin atau tidak punya visi, melainkan karena sistem yang ada dan sasaran yang ditetapkan berlawanan dengan inovasi.
Seperti yang dikemukakan Paul Sloane di website Innovation Excellence, ada tiga cara yang bisa dipilih untuk mengentaskan masalah ini, diantaranya:

1. Ubahlah Sasaran/Target para Supervisor dan Manajer

Target atau sasaran yang harus dikejar oleh para supervisor dan manajer harus dilengkapi dengan poin yang mendorong inovasi, inisiatif dan pengambilan-resiko. Berilah mereka target untuk mencoba hal-hal baru, dan masukkanlah target semacam itu dalam matriks yang akan dipertimbangkan dalam appraisal mereka. Salah satu kesulitan yang harus dipikirkan adalah bagaimana menjabarkan target semacam itu dalam bentuk matriks. Masalah lainnya, para supervisor dan manajer mungkin telah dibebani oleh terlalu banyak target.

2. Bypass Middle Management

Melakukan bypass memang tidak selalu menjadi solusi yang disarankan. Namun dalam beberapa situasi, anda bisa mencobanya. Doronglah karyawan front-line untuk mengerjakan sesuatu dengan cara-cara baru, bila perlu dibawah radar korporat, untuk mengembangkan produk dan jasa baru tanpa harus melewati birokrasi normal. Namun untuk itu, mereka harus dibekali dengan dukungan tertulis dari jajaran eksekutif untuk kekebalan politik. Bagaimanapun, cara seperti ini harus tempuh dengan sangat hati-hati.

3. Masukkan Inovasi dalam Target Setiap Orang

Pendekatan ideal adalah memasukkan inovasi sebagai bagian dari target semua orang. Perusahaan harus bisa memberi rasa memiliki kepada karyawan, agar mereka bisa merasa dan bersikap sebagai pengusaha yang sedang berusaha membuat perusahaannya menjadi lebih baik. Pendekatan ini memang ideal, namun hanya bisa dilakukan jika perusahaan menjalankan inisiatif berubahan budaya (culture change) dengan serius dan konsisten. Solusi 1 dan 2 bisa dicoba untuk menapaki langkah-langkah awalnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar