Bagi sebagian besar industri manufaktur, istilah Lean memang bukan suatu hal yang baru. Lean dikenal sebagai sebuah metode perbaikan yang dapat menyederhanakan proses dan menciptakan value bagi pelanggan.
Penerapan metode lean dianggap sebagai hal yang lumrah bukan hanya di industri manufaktur saja, namun juga sudah menyebar luas di berbagai industri seperti jasa dan juga energi.
Banyak perusahaan yang mengaku sudah menerapkan lean dan namun tidak sedikit juga yang baru ingin memulai. Jamie Flinchbaugh Co-founder and Partner, Lean Learning Centre di Michigan mengatakan bahwa banyak perusahaan yang belum memahami tujuan dasar mengapa lean perlu diterapkan di dalam organisasi mereka.
Menurutnya, lean bukan hanya sekedar menerapkan tool 5S atau mengikuti pelatihan semata. Sehingga ini yang menjadi penyebab banyak organisasi belum merasakan manfaat atau berhasil menerapkan lean dan menjadikannya budaya yang melekat di DNA organisasi.
Jadi, Jamie menyarankan bagi organisasi yang ingin mulai menerapkan budaya lean, ada beberapa hal penting yang harus dijawab dan dipahami secara mendasar sebelum organisasi pergi terlalu jauh namun tidak memahami esensi dari penerapan budaya lean.
1. Jawab pertanyaan mengapa
Tidak bisa dipungkiri, salah satu alasan perusahaan tertarik menerapkan lean adalah karena mereka berpikir banyak perusahaan lain yang sudah menerapkan. Namun, menurut Jamie ini adalah alasan yang “menyesatkan”.
Jamie menjelaskan jika salah satu tujuan organisasi Anda menerapkan lean adalah untuk lebih kompetitif, maka Anda tidak perlu menerapkan budaya lean di dalam organisasi. Karena menurutnya setiap perusahaan selalu dituntut untuk terus berinovasi agar bisa tetap bersaing di pasar. Memang seperti itulah seharusnya.
Sehingga Jamie menyarankan agar organisasi Anda lebih spesifik dalam merumuskan permasalahan yang harus diselesaikan. Misal, bagaimana menghilangkan lead time yang selama ini menjadi penghambat dalam aktivitas operasional perusahaan atau ada permintaan pelanggan yang membutuhkan pelayanan baru dan Anda tidak tahu bagaimana mengatasinya.
2. Pahami sejarah perjalanan organisasi
Saat ini Anda belum memutuskan apakah organisasi Anda perlu memiliki komitmen untuk menerapkan lean, namun berencana untuk menerapkannya. Maka hal pertama yang harus Anda pahami adalah mengetahui dan memahami bagaimana perjalanan organisasi Anda selama ini.
Menurut Jamie, hal ini akan membantu organisasi memiliki komitmen yang kuat terhadap penerapan lean. Meskipun tidak semua perusahaan fokus pada bagaimana memuaskan pelanggannya namun, yang menjadi tujuan utama penerapan lean memberikan value yang berharga bagi pelanggan. Perusahaan yang berkomitmen menerapkan lean akan berfokus pada konsistensi dan kualitas.
Jamie menjelaskan bahwa setiap organisasi harus menemukan pemicu sendiri yang akan membuat mereka memiliki komitmen terhadap sebuah “lean journey”. Karena menurut Jamie, perjalanan tanpa komitmen hanya akan menghabiskan banyak biaya.
3. Solusi “Quick Wins” bukan berarti hal-hal yang mudah
Ada tiga alasan mengapa organisasi harus memiliki solusi “Quick Wins”. Pertama, Anda akan menghemat biaya dan waktu, sehingga dua hal tersebut bisa diinvestasikan kembali pada projek perbaikan proses. Kedua, solusi “Quick Wins” lebih melibatkan seluruh tim dalam organisasi. Ketiga, mencari solusi yang cepat akan menciptakan siklus penyelesaian masalah yang dapat membangun skill individu dan menciptakan budaya “keep learning” di dalam organisasi. Menurut Jamie, justru membuat solusi cepat ini sukses bukanlah hal yang mudah dan tapi justru disitulah pembelajaran yang dihasilkan.***
Sumber: Industryweek.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar