Rabu, 28 Oktober 2015

Semangat Pemuda di Autonomous Maintenance

Semangat Pagi

Beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengan salah satu GM dari perusahaaan yogurt, ia berusia 73 tahun masih dalam kondisi sehat dan bugar menjalankan aktivitas sehari – hari. Yang mengejutkan lagi, sebulan yang lalu berhasil mendaki gunung.

Timbullah sebuah pertanyaan, ko Bisa?
Ia selalu menjaga pola makan , berolahraga dan menjaga pola pikirnya. Kalau saja seorang manusia berhasil mempunyai usia yang panjang dan tetap produktif, bagaimana dengan mesin produksi anda?
Sudahkah anda merawatnya? Apakah mesin anda masih produktif?

Jika jawabannya TIDAK, maka inilah jawabannya:
Melalui program Autonomous Maintenance, sebuah program perawatan mandiri yang dilakukan oleh operator yang berfungsi menurunkan breakdown. Syukur alhamdulilla di hari yang istimewa ini saya berkesempatan untuk dapat memberikan training di salah satu perusahaan daerah tangerang.
Bagaimana menjalankan AM dengan benar?

1.       Komitmen Top Management
Disarankan dibuatkan pigura dengan sign top management

2.       Training
Pastikan semua pihak telah mendapatkan pengetahuan yang sama

3.       Tentukan Pilot Project
Buatlah Pilot Project untuk benchmark program AM yang akan di aplikasikan di mesin lain.

4.       Lakukan TCO bersama Top Management
Tahapan ini akan membuat peserta merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab melaksanakannya.

5.       Audit secara rutin
Audit disini sangat berperan dalam menjaga Program AM tetap bergulir

6.       Presentasikan setiap kenaikan step
Team leader wajib menyampaikan progress dari Tim AM yang telah berjalan

7.       Coaching Team oleh atasan
Peranan atasan sangat penting dalam membiimbing Tim AM terus menindaklanjuti tagging.

8.       Rayakan, ketika mereka berhasil
Berikan penghargaan kepada Tim yang berhasil menjalankan program AM tersebut.

Saat ini mesin tua bukanlah alas an dengan menjalankan Program Autonomous Maintenance, Performance akan tetap terjaga, pekerjaan operator mudah dan nyaman.

Bagi rekan – rekan yang ingin belajar lebih lanjut atau membutuhkan pendampingan dalam menjalankan AM, silahkan menghubungi kami.


Salam Sukses Berkah


Aditya Nugraha
#TrainerSuksesBerkah
@agasheva_adit
0856 999 1346

Selasa, 20 Oktober 2015

Islam mengajarkan Continuous Improvement

Semangat Pagi

Dengan kondisi ekonomi saat ini, setiap perusahaan berusaha mengoptimalkan setiap sumber daya. Departemen Continuous Improvement pun menjadi jawabannya. Sebagai seorang konsultan di bidang Management dan menjadi saksi program – program Improvement di berbagai perusahaan. Semakin hari menjadi semakin mengesankan melihat perubahan dan hasil program.

Lalu bagaimana Islam berbicara Continuous Improvement?
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Surat Ar-Ra’d: 11

Seperti artikel sebelumnya dalam berubah atau punah, maka kita wajib berubah untuk dapat menaklukan perubahan yang ada. Timbulah sebuah pertanyaan? Apa hubungannya dengan Continuous Improvement ?

Continuous Improvement adalah Perbaikan secara terus menerus, selalu menghasilkan perubahan, jika kondisi tidak standar, dikembalikan ke kondisi awal, sudah dalam kondisi baik lebih lagi dioptimalkan. Perubahan adalah hasil dari sebuah perbaikan terus menerus.

Dalam menjalankan Continuous Improvement, kita mempunyai 2 pilihan : Menjalankan secara mandiri atau Menjalankan secara kelompok, belakangan ini  lebih banyak diterapkan yang bersifat kelompok, sebut saja GKM, SGA, QCC. Bukan hanya akan kuat, tetapi memudahkan ketika menjalankan proses perbaikan lintas departemen. Dan hal ini juga telah diungkapkan didalam pelaksanaan shalat. Ketika berjamaah maka pahala yang di dapat 27 derajat lebih baik dari shalat sendiri.

Selain hasil perubahan, dalam proses continuous improvement juga mengajarkan optimisme dalam organisasi. Optimisme ini juga di ajarkan untaian ayat suci Al-Quran berikut:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyrah:5-6).

Tidak sampai di dalam nilai optimisme, dalam proses perbaikan di perlukan seorang leader yang COC ( Consist On Concern ). Pernahkah anda mendengar sebuah pepatah yang disampaikan oleh seorang Napoleon.

“ Jika sekelompok kambing di pimpin oleh seekor singa, maka sekelompok kambing akan berubah menjadi sekelompok singa. Begitu juga sebaliknya.”
Dalam proses perbaikan, organisasi atau team yang di pimpin oleh orang yang handal. Peluang sukses dan berhasil akan semakin besar. Leadership sangat di perlukan dalam menjalankan program perbaikan. Dan sekali lagi Islam telah mengisahkan salah satu anak muda yang mampu memimpin dengan luar biasa, sampai berhasil menaklukan Konstatinopel, Ya dialah Muhammad Al-Fatih, seorang pemuda berani, cerdas dan santun dalam memimpin.

Sebagai seorang muslim, kita harus terus menerus memperbaiki diri, lingkungan dan juga sekitar. Semuanya dimulai dari diri sendiri dan menularkannya dengan sistematis. Selamat menjalankan Perbaikan terus menerus dan jadikan diri anda mukmin yang Takwa.


Salam Sukses Berkah

Aditya Nugraha

@agasheva_adit