Sabtu, 14 November 2015

Mengatasi Nervous saat Presentasi Project

Semangat Pagi


Setiap orang pasti pernah dan akan merasakan bagaimana berbicara di depan umum. Dan apakah yang anda rasakan ketika anda akan mulai melakukan pembicaraan atau presentase anda? Mungkin anda akan merasakan seluruh tubuh anda gemetaran, wajah memerah, keluar keringat dingin dan bahkan mungkin yang paling parah perut anda merasakan mual dan rasanya ingin segera ke toilet.

Dan pada saat yang seperti inilah anda didiagnosa mengalami demam percaya diri atau lebih dikenal dengan demam panggung. Hal yang seperti ini bukan hanya dialami oleh orang-orang yang baru pertama kali tampil di depan umum, bahkan mungkin orang yang sudah terbiasa tampil di muka umum bisa saja terkena demam panggung.

Hal-hal yang seperti ini biasanya hadir karena sering berfikiran negative tentang diri kita sendiri. Misalnya kita selalu berfikiran kalau kita tidak pernah bisa, atau tidak menguasai topic pembicaraan, bahkan mungkin kita takut akan kritikan. Hal-hal tersebut yang mengakibatkan kita kehilangan rasa percaya diri. Dan untuk membangkitkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan umumtersebut, ada 3 hal yang haru kita perhatikan:

1. Kita harus menguasai setiap detail yang akan kita sampaikan pada saat presentase. Tentunya hal ini dilakukan dengan latihan. Mungkin latihan berbicara di depan cermin.

2. Kita harus berusaha mengendalikan emosi dan rasa takut yang muncul di diri kita, dan menjadikan emosi kita itu spirit untuk mencapai hal yang kita inginkan.

3. Membangun gambaran positif di dalam diri kita. Misalnya dengan berfikir kalau kita bisa untuk mencapai target pembicaraan yang kita inginkan.

Ada beberapa tips sebelum melakukan presentase:
- Kuasai topic yang akan kita sampaikan
- Atur nafas hingga tenang, jangan sampai terlihat kalau kita sedang grogi.
- Buatlah jeda beberapa saat sebelum memulai pembicaraan, tetapi jangan terlalu lama. Karena pendengar akan berfikiran kalau kitamungkin tidak menguasai materi yang akan kita sampaikan.
- Jangan terbebani dengan penampilan (costum, dll), tetap focus pada komunikasi dan pembicaraan.
- Bagi pemula yang mungkin belum berani untuk menatap pendengar, jangan sekali-kali penglihatan 

kita menerawang kemana-mana. Focus ke pendengar, hanya saja lihat wajah pendengar dari dagu hingga ke hidung. Jangan menatap mata pendengar, karena kadang tatapan pendengar bisa membuat kita semakin gerogi.

Selain teknis penyampaian, pengemasan materi dalam slide juga akan sangat berpengaruh kesuksesan presentasi anda.

Materi Autonomous Maintenance

Materi Quick Change Over 

Selamat berkarya dan jadikan presentasi anda penuh antusias.

Salam Sukses Berkah  


Aditya Nugraha
@agasheva_adit
#TrainerSuksesBerkah  



Sabtu, 07 November 2015

CARA ( Cari Akarnya Raih hAsilnya )



Masalah adalah sesuatu yang umum terjadi di setiap proses bisnis. Jika anda memiliki masalah, pendekatan seperti apa yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Beberapa metode problem solving sudah menjadi cara umum yang digunakan banyak perusahaan dalam memecahkan permasalahan yang berdampak signifikan terhadap proses bisnis perusahaan. Namun, seringkali anda langsung melompat kepada masalah yang terlihat saja. Tidak jarang, masalah kembali muncul setelah selesai.
Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah tool problem solving untuk membantu tim anda menemukan dan memahami akar penyebab masalah, dengan tujuan menghilangkan akar penyebab tersebut dan mencegah masalah muncul kembali. Pada dasarnya, RCA bertujuan untuk mengidentifikasi asal-usul terjadinya masalah.
Berikut langkah-langkah agar bagaimana anda bisa menggunakan tool RCA ini sebagai teknik problem solving yang efektif untuk menemukan akar penyebab masalah:

Langkah 1 – Definisikan Masalah
  • Masalah apa yang sedang terjadi saat ini
  • Jelaskan simpton (gejala) yang spesifik, yang menandakan adanya masalah tersebut
Langkah 2 – Kumpulkan Data
  • Apakah anda memiliki bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar ada
  • Sudah berapa lama masalah tersebut ada
  • Dampak apa yang dirasakan dengan adanya masalah tersebut
Pada tahap ini, sebelum anda melangkah untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berperan dalam timbulnya masalah, anda harus melakukan analisa mendalam terlebih dahulu. Untuk membuat Root Cause Analysis efektif, kumpulanlah perwakilan-perwakilan dari setiap departemen yang terlibat (mulai dari staf ahli hingga staf yang berada di garis depan, yang memahami situasi. Orang-orang yang paling akrab dengan masalah dapat membantu membawa anda ke pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu yang ada saat ini.
Untuk mempermudah, pada tahap ini anda bisa menggunakan framework CATWOE, yang akan memberi kemampuan untuk melihat situasi dari berbagai perspektif: pelanggan, karyawan, proses yang mengalami masalah, gambaran besar, dan area mana yang terkena dampak paling besar, owner, dan environmental constraint (hambatan dan keterbatasan yang akan memengaruhi keberhasilan solusi yang dijalankan).

Langkah 3 – Identifikasi Penyebab yang Mungkin
  • Jabarkan urutan kejadian yang mengarah kepada masalah
  • Pada kondisi seperti apa masalah tersebut terjadi
  • Adakah masalah-masalah lain yang muncul sering/mengikuti kemunculan masalah utama
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin penyebab masalah yang bisa anda dan tim pikirkan. Dalam banyak kasus, orang akan mengidentifikasi satu atau dua faktor kausal, lalu berhenti. Padahal satu atau dua itu belum cukup untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya. RCA dilakukan bukan hanya untuk menghilangkan satu dua masalah di permukaan.

Langkah 4 – Identifikasi Akar Masalah (Root Cause)
  • Mengapa faktor kausal tersebut ada
  • Alasan apa yang benar-benar menjadi dasar kemunculan masalah
Langkah 5 – Ajukan dan Implementasi Solusi
  • Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah muncul kembali
  • Bagaimana solusi yang telah dirumuskan dapat dijalankan
  • Siapa yang akan bertanggungjawab dalam implementasi solusi
  • Adakah resiko yang harus ditanggung ketika solusi diimplementasikan
Analisa proses identifikasi cause-effect anda dan temukan kebutuhan akan perubahan dalam sistem yang lain. Hal lain yang juga sangat penting, lakukan prediksi dari efek yang akan terjadi dengan penerapan solusi. Dengan cara ini, anda dapat menghindari/menghilangkan masalah sebelum mereka muncul ke permukaan.

Bagaikan rumput, jika masalah kita hanya habis di potong di atas, bersiaplah untuk masalah tersebut tumbuh kembali.

Salam Sukses Berkah 


Aditya Nugraha 
@agasheva_adit

Sumber: Shift Indonesia

Kamis, 05 November 2015

Excellence = Continuous Journey

“Excellence is not a destination;

It is a continuous journey that never ends.”_Brian Tracy_

Dalam sebuah kutipan yang disampaikan Brian Tracy diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa EXCELLENCE bukan akhir dari sebuah tujuan, EXCELLENCE is Continuous Journey, Excellence adalah sebuah perjalanan terus menerus dalam melakukan perbaikan, bukannya mengulang tapi terus memperbaiki dari waktu ke waktu. 

Bagaimana dapat terus menerus melaksanakan perbaikan?

Buatlah semangat setiap elemen dalam organisasi bagaikan bola salju yang tergelincir dari ketinggian, apa yang terjadi pada bola tersebut? ya, bola tersebut akan semakin besar sesuai dengan lamanya tergelincir.

Bagaimana membesarkan bola salju semangat Continuous Improvement?

Jawabannya sederhana, penuhi nutrisinya yaitu kebutuhan dan manfaatnya. Dalam hirarki kebutuhan Maslow, ada 5 kebutuhan manusia yang tersusun dalam hirarki maslow:

Fisiologi: ini adalah kebutuhan dasar yaitu makan, minum, dan kebutuhan dasar manusia lainnya. kaitannya dengan Bola Salju Semangat Perbaikan adalah rasa nyaman dari lingkungan kerja. 

Keamanan: Buatlah dalam program Continuous Improvement sejalan dengan kepedulian perusahaan terhadap keamanan bekerja karyawan, sebagai contoh proses RBC ( Restore Base Condition ) pada mesin, selain kita menjalankkan dasar dari Proses Perbaikan, kita juga mempedulikan keamanan karyawan, dengan contoh pemulihan kembali sistem sensor di mesin, sehingga tidak ada lagi Operator yang mengalami kecelakaan kerja.

Kebutuhan sosial: Saya teringat dengan salah satu campaign yang pernah dibuat di salah satu perusahaan yang berbunyi " SuperMAN is Good, but SuperTEAM is Excellence." ini adalah bentuk nyata bagaimana dengan Continuous Improvement, ikatan antar karyawan akan semakin erat, bukan bermental SILO ( Tabung besar penampung material ) yang mempunyai paham yang penting kerjaanku selesai, tidak peduli dengan Goals Organisasi secara besar.

Kebutuhan Pribadi ( Ego ): Tumbuhkan rasa bangga mereka dalam menjalankan Continuous Improvement, buatlah mereka merasa dengan program ini sangat memberi manfaat dalam karir mereka. Usaha yang telah dikeluarkan tidaklah sia - sia, mereka bangga dan siap membuat besar bola salju semangat anda.

Aktualisasi diri: Membangun pribadi pembelajar, kebutuhan ini disampaikan maslow adalah kebutuhan tertinggi dan sedikit sekali yang membutuhkannya. dalam kebutuhan ini kita dapat membuat atmosfer atau lingkungan pembelajar. seperti beberapa waktu lalu ketika saya berkunjung ke makasar mengunjungi sebuah corporasi yang menciptakan lingkungan belajar, 

Sebagai kesimpulan bagaimana Membuat Bola Semangat Perbaikan terus membesar adalah sebagai Berikut:

1. Buatlah lingkungan kerja yang nyaman

2. Selain nyaman, jangan lupa budayakan kerja aman dengan penerapan RBC terhadap mesin - mesin produksi, proses yang mudah dan jadikan sejalan dalam program Continuous Improvement.

3. Lakuan bersama dan tularkan bagai virus, jadilah Virus Perbaikan.

4.Ciptakan Kebanggan dalam menjalankan Continuous Improvement, bisa lakukan konvensi, memasang foto karyawan terbaik atau memuat team dalam berita perusahaan. Apresiasi sangat dibutuhkan untuk membesarkan Bola Salju Semangat Perbaikan.

5. Jadikanlah Perusahaan Pembelajar, setiap karyawan akan haus dengan belajar. Jadikan kebutuhan dalam belajar, berikan saran dan jangan lupa evaluasi hasil belajarnya.

Apakah semua itu sulit? jawabannya MUDAH, mulailah dengan Basic atau tingkatan dasar. Ingatlah apa yang anda pikirkan itulah yang akan terjadi, bagaimana dapat dengan mudah? Libatkan sebanyak - banyaknya karyawan dalam menjalankannya.


Tidak ada yang mampu merubah kondisi seseorang kalau bukan kita yang memulai, Mari bersama kita menularkan Virus Perbaikan, Kita bersama membangun Setiap industri dalam negeri ini berkembang dan meluas, Indonesia butuh kita, bersama meraih Macan Asia.

Salam Sukses Berkah


Aditya Nugraha
wa: 0856 999 1346
Trainer Sukses Berkah 

Minggu, 01 November 2015

KLOTER ( Keihin Leadership On ThE Road )

“Aku tak memilki talenta, aku hanya bergairah ingin tahu.”
~ Albert Einstein ~

Menjadi pemimpin sering kali dikaitkan dengan suratan takdir, bawaan dari lahir bahkan karena keturunan. Apakah itu semua benar? Jawabannya adalah SALAH, Pemimpin adalah seseorang yang berbeda diantara sebuah komunitas, seorang pemimpin dapat dipelajari, bukan karena bawaan lahir. Berbicara Pemimpin juga dikaitkan dengan Talenta, apakah ia Talenta? Talenta sering dijadikan kambing putih mengapa orang menjadi pemimpin. Haruki Mutakami mengamini talenta ini dalam konteks jika ada orang yang yang berhasrat ingin menjadi seorang novelis handal.

Bagaimana mempelajari cara efektif menjadi seorang Pemimpin yang Efektif atau sering kita sebut Great Leaders ?

Belajar kepemimpinan bisa anda mengikuti workshop kepemimpinan yang diadakan beberapa institusi dengan harga yang relative mahal, dengan fasilitas hotel bintang lima dan kursi yang nyaman. Tapi bagaimana jika belajar Leadership di jalan dengan fasilitas kendaraan umum?
Tepat di ujung bulan oktober, saya bersama dengan 11 sahabat dari perusahaan komponen otomotif belajar bersama Leadership dalam Event KLOTER ( Keihin Leadership On ThE Road ), kami berkumpul di Stasiun Bekasi menuju Stasiun Kota, dilanjutkan dengan menggunakan Busway menuju Hutan Mangrove.


Tahapan pertama à Pembentukan Team
Pembentukan team adalah salah satu cara bagaimana anda mencapai hasil maksimal, pendekatan yang dipakai dalam workshop ini memakai metode DISC, yang telah diberikan 1 minggu sebelum acara Kloter.


Untuk mengetahui kondisi organisasi saat ini, dalam workshop memakai kuesioner yang menyangkut dalam Effective Leadership. Dibentuklah 2 team dengan komposisi Team Hijau 5 Orang dan Team Pink 6 Orang.


Games 1 à Synergy dan Menebar Energy Positif
Dalam games 1: Peserta mendapat tantangan merangkai kata yang di dapat dari permen yang diambil secara acak, tugas mereka selanjutnya adalah menebar manfaat lewat media social dengan kata – kata yang sudah di rangkai. Semakin banyak yang mendapatkan like atau comment menjadi Pemenang.

Nilai Leadership:
Di permainan ini target team adalah membagikan kata – kata yang dirangkai kepada sebanyak – banyaknya penggunan media social, sebagai alat untuk verifikasi mereka membaca dengan memberikan like serta comment dengan aktivitas Kloter.
Target : Menebar manfaat di media social
Action Team : Tag orang – orang yang mereka kenal, saling share status team, bahkan ada pula yang menyampaikan satu persatu melalui telepon seluler.
Evaluasi: Hasil dari like dan comment di media social.

Games 2 à Mengenal lebih dalam dan menguatkan
Setelah focus pada tugas awal di sepanjang rel kereta api dari bekasi menuju Jakarta, seakan kami satu sama lain sangat focus dengan gadget, saling comment dan berbagai aktivitas untuk mengumpulkan like dan comment, pada permainan kedua semua gadget dilepas dan meninggalkannnya. Pada permainan kedua ketua diwajibkan mengenal lebih dalam anggota team, sepanjang perjalanan peserta saling bertanya dan mengingatkan ketua, bahkan sesekali mereka mengetes.

Nilai Leadership:
Seorang Pemimpin yang baik adalah yang mengenal orang – orang yang ia pimpin, selain mengenal ia juga dapat saling menguatkan dengan satu sama lain saling bertanya.
Tibalah di Hutan Mangrove, di Hutan ini bergabung pula 3 ekspatriat yang akan bergabung dengan kami selama perjalanan, saat tiba di hutan mangrove kami beruntung mendapatkan tempat yang nyaman untuk bermain, sebelum memulai permainan kami menikmati istirahat sejenak sambil mengganjal perut kami dengan bekal yang dibawa.

Tibalah mengumumkan pemenang pada Games 1, Pemenangnya adalah Kloter Pink dengan Comment dan like terbanyak.

Dilanjutkan dengan evaluasi Games 2, Ketua team akan ditanyakan pertanyaan seputar pengetahuan yang berhasil digali selama perjalanan menggunakan busway. Selain pertanyaan tentang team di tanyakan pula pengetahuan umum. Dalam Games 2 Pemenangnya adalah Team Pink, setelah pertarungan sengit dengan 2 kali draw.

Nilai Leadership:
Selain mengetahui kekuatan dan mengenal Team, seorang pemimpin juga membutuhkan Kompetensi untuk membawa team kea rah yang jauh lebih baik.

Games 3 à Perform
Dalam permainan ke 3, setiap team wajib menampilkan karya terbaik berupa yel – yel. Penuh totalitas dan setiap anggota mengalirkan ide dan menyatukannya. Dalam permainan ini Team yang menang adalah Team Hijau


Nilai Leadership:
Disini para peserta mengembangkan FGD dalam meraih kemenangan, Fokus dengan perform dengan berdiskusi dengan setiap ide yang mengalir, ketika sebelum tampil tiap peserta merasakan ownership dengan Team, sehingga mereka penuh totalitas

Games 4 à Konsentrasi dan Fokus
Dalam permainan ini, masing – masing team membentuk barisan seperti ular. Aturan mainnya adalah mengikuti intruksi dari Trainer, untuk dapat berhasil dalam permainan ini, setiap anggota harus berkonsentrasi dan focus dengan intruksi. Permainan berlangsung cukup lama namun pada akhirnya Team Hijau yang keluar menjadi pemenang.


Nilai Leadership:
Fokus dalam meraih Goals adalah salah satu cara dalam kesuksesan sebuah team, seperti yang disampaikan Stephen Covey, Berfikirlah dari akhir. Inilah yang dilakukan para peserta, mereka punya goals dan target.

Sebuah pengalaman yang luar biasa kami saling bertanding dan berakhir dengan hasil seri, kalau dilihat dari komposisi jumlah anggota memang tidak rata, namun pembentukan team di awal telah menjadikan mereka saling terikat dalam satuan team, hasilnya luar biasa mereka saling mengisi dan paham perananan masing – masing.

Setelah asyik bermain di Hutan Mangrove, kami sempat keliling di Hutan, mungkin ratusan foto yang kami ambil di hutan ini, penuh antusias walau panasnya seakan merasuk ke dalam kulit. Selesai dari berkeliling kami menuju Kota Tua bersama para Ekspatriat, ketika bersama ekspatriat. Satu lagi nilai kepemimpinan tercermin yaitu empowerment, para peserta mendukung peserta lain untuk menjadi penerjemah dan mengikuti segala arahan hasil komunikasi dengan para ekspatriat.

Bertukar kado adalah bentuk rasa saling memberi dan membahagiakan

Setelah asyik berkeliling dengan keceriaan dan penuh canda tawa, kami mengakhiri dengan berbagi balon kepada adik – adik di kota tua, setelah kami berfoto bersama di depan museum Fatahilah.

Tibalah pada sesi akhir menyampaikan 8 Cara menjadi seorang Leader yang Efektif, dan ternyata mereka telah melalui bersama, di hari yang penuh canda tawa, lelah namun Satu hari ini penuh makna.

1.       Tuliskan setiap tugas dengan SMART ( Spesifik, Measure, Achieve, Reliable, Time )
2.       Jangan cuman Menugaskan, Berikan Arahan
3.       Lakukan tindak lanjut,, tanyakan progressnya jangan hanya hasil
4.       Berikan apresiasi positif untuk hasil yang mencapai target
5.       Lakukan konstruktif untuk progress yang tidak sesuai target
6.       Dampingi progress dan berikan dukungan kepada setiap anggota
7.       Berikan Solusi dari Masalahnya
8.       Laporkan apa yang dihasilkan dan berikan sesuai data aktual

Akhirnya kami pun menuju stasiun kota dan bersiap menuju Bekasi, Wow, sebuah pengalaman yang luar biasa dan menjadikan akhir pecan yang penuh dengan nilai.



Terima kasih kepada team Manufacturing Control PT. Keihin Indonesia, terus menerus menggali keingin tahuan terhadap ilmu dan selalu meng-Upgarde diri. semoga sukses selalu dan menjadi GREAT LEADERS.

Salam Sukses Berkah

Aditya Nugraha
@agasheva_adit
#TrainerSuksesBerkah
#Kloter