Selasa, 13 November 2018

Improvement is My Passion


Continuous Improvement adalah program yang saya kenal sejak baru lulus SMA, sebagai seorang operator saat itu. Program ini sebuah kemewahan dan luar biasa keren, karena walaupun operator kita dapat berbicara di depan para juri yaitu para manager. Pertama kali kenal melalui program QCC ( Quality Control Circle ) dan bersaing dengan beberapa bagian lain, Alhamdulillah pertama mengikuti mendapat juara ketiga. Sampai akhirnya di tahun ke empat mendapat Juara pertama dan mendapatkan reward liburan dari perusahaan.




Pertama menjadi Fasilitator
4 tahun menjadi peserta QCC, memberikan pengalaman luar biasa untuk saya. Sampai akhirnya ketika berkarya di salah satu perusahaan local yang menjadi salah satu raksasa produsen otomotif memberikan banyak peluang untuk belajar, salah satu bagian yang menjadi kebahagiaan adalah saat menjadi fasilitator karyawan teladan ( Employee of the Year ). Berbeda saat kita berjuang menjadi peserta, sebagai fasilitator, kita harus menggali ide dan menjadi wadah untuk karya tim kita yang sedang berjuang.

Semua bisa IMPROVE
Perjalanan panjang di dunia improvement membuat semangat terus bergelora, pengalaman yang luar biasa. Saat menjadi bagian dari tim perusahaan india, saat itu mempunyai 100 orang dalam tim. Banyak masalah yang kami hadapi dalam pekerjaan sehari – hari. Saat itu keresahan yang kami alami ternyata menjadi berkah untuk kami, lho ko bisa? Bersyukur tim kami dengan aktif mengikuti ide gila yang saat itu kami berikan melalui Sumbang Saran. Pertama dibukan sampai puluhan sumbang saran yang dikumpulkan adalah keluhan, ternyata itu adalah awal, dari 100 kertas sumbang saran ada 12 ide yang luar biasa. INGAT INI BARU AWAL, kami memperbaiki cara penyampaian, contoh – contoh yang bisa dikerjakan, sampai akhirnya perusahaan kami mendapat penghargaan dari Perusahaan Pusat. Semua senang dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Inovasi menembus Dunia
Ide Gila, ya itu yang disampaikan oleh orang tua saya. Ketika saya bercerita mengenai G-WAY, apa itu G-WAY? Konsepnya sederhana, yaitu 3 Kebahagiaan yang dimulai dari karyawan sebagai akar, Perusahaan sebagai batang dan konsumen sebagai buah dan dahan. Filosofi yang diambil dari analogi pohon kelapa, semuanya bermanfaat. Karena konsep ini adalah bagaimana kita dapat memberikan manfaat untuk semua. Sampai ketika saya mengirimkan ide ini ke lomba re-imagine perusahaan global, saat diumumkan semua pihak seperti tidak percaya. Kami lolos meraih 3 besar dari puluhan Negara yang mengikuti ajang ini dan syukur Alhamdulillah ternyata ide ini sudah di adaptasi oleh pihak perusahaan global.

“ Jangan pernah takut memberikan ide, karena ide adalah salah satu wujud dari kepeduliaan kita dari sebuah keadaan. ”



Belajar dari JURI
Posisi NYAMAN, semuanya di tinggal. Kembali menjadi seorang supervisor dengan bidang yang berbeda. Yaitu HRD, mulai saat itu saya pun menjadi seorang psikopat ( psikologi pakai teknik ). Saat itu walaupun menjadi HRD, salah satu tugas adalah menjadi auditor program AM ( Autonomous Maintenance ) dan selalu menjadi MC dalam penyelenggaraan penjurian internal SGA. Saat itu Goalsnya berubah, memperhatikan setiap pertanyaan juri dan melihat pola pertanyaan dan arah berfikir dalam menjadi juri, apalagi saat itu juri internal kami berasal dari berbagai latar belakang perusahaan yang berbeda hampir ratusan project saya baca saat waktu luang, hal in memperluas cara berfikir dan pengetahuan.

Berperan sebagai Konsultan dan Juri
Perjalanan di dunia industry membawa saya masuk ke dalam dunia konsultan, dari sini saya banyak mendengar masalah, banyak melihat perbaikan, banyak melihat perubahan dan banyak pula melihat manfaat dari sebuah perbaikan dengan menghilangkan masalah dan mau berubah untuk lebih baik. Pertama kali menjadi juri, saat harus menyeleksi ratusan project perbaikan dari berbagai industry dan berbagai metode yang digunakan. Dunia penjurian menjadi sebuah bagian yang menyenangkan, bukan hanya detail melainkan saat memberikan feedback kepada peserta. Menggali potensi dan memberikan berbagai analogi yang mudah dicerna, sehingga dengan sendiri mereka paham akan kekurangannya.



Juri di Berbagai Perusahaan
Alhamdulillah semenjak memutuskan untuk mendirikan Continuous Improvement Academy, saya diberikan kesempatan luar biasa untuk menjadi juri program CI ataupun Inovasi. Menjadi juri juga sebuah bagian dari pembelajarana, standar dari beberapa perusahaan dalam penilaian yang berbeda, latar belakang juri lain yang berbeda dan ketularan semangat dari para peserta.
Sahabat, mari kita budayakan KAIZEN, Continuous Improvement atau apapun program inovasi lainnya. Semoga kita semua dapat berlomba – lomba dalam menebar kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain.




Sukses selalu untuk kita semua

Salam SuksesBerkah

Aditya Nugraha