Sabtu, 08 Oktober 2016

Lean di Kokpit

Semangat Pagi  

Sebagai seorang trainer dan konsultan, tentunya Pesawat Terbang menjadi sebuah  sahabat baru yang menemani menuju Kota atau Negara Tujuan, menarik bila kita sedikit membahas implementasi LEAN di dalam salah satu bagian dari Pesawat Terbang. Tapi sebelum masuk ke dalam bahasan, izinkan saya sedikit refresh mengenai LEAN

Lean Manufacturing dikenal juga dengan sebutan Lean Enterprise, Lean Production, atau sederhananya hanya disebut “Lean” saja. Lean merupakan sebuah strategi yang fokus pada utilisasi sumber daya dalam menciptakan value bagi pelanggan. Prinsip utama Lean adalah dengan menghilangkan waste yang terjadi sehingga proses lebih efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik.

Konsep awal Lean di manufaktur sering dikenal juga dengan istilah Toyota Production System. Ini karena model ini merupakan adaptasi dari bagaimana Toyota menjalankan operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelanggannya.

Memberikan Value bagi Pelanggan

Dalam kacamata pelanggan, “value” yang dimaksud disini berarti segala sesuatu yang membuat pelanggan bersedia membeli atau membayar untuk suatu produk atau jasa. Lean fokus kepada “preserving value with less work”.
" Lean fokus pada cara organisasi memaksimalkan value (nilai) yang diterima pelanggan dan pada saat bersamaan menghilangkan waste pada prosesnya. Waste (pemborosan) tersebut merupakan proses yang tidak memberikan nilai (value) kepada pelanggan. "

Prinsip Dasar Lean Manufacturing

Lean Manufacturing memiliki konsep atau prinsip-prinsip dasar. Prinsip inilah yang berkembang menjadi segala roadmap dan tools yang sekarang kita kenal. Berikut adalah prinsip dasar Lean:
  1. Berikan VALUE sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan.
  2. Identifikasi VALUE STREAM untuk setiap produk / jasa.
  3. Buat aliran proses menjadi sebuah tahapan yang rutin dan berkelanjutan (continuous FLOW).
  4. Terapkan sistem tarik (PULL system) dalam proses.
  5. Lakukan secara konsisten hingga tercapai proses yang sempurna (ZERO-WASTE).
Masuk kedalam pokok bahasan dan inilah kisah yang disampaikan oleh salah satu Manajemen Maskapai penerbangan.

Pada awal penerbangan komersial, kokpit pesawat adalah tempat yang ramai. Komposisi awak pesawat biasanya enam orang. Pilot in Command, Co-Pilot, Teknisi Penerbangan, Petugas Radio dan Navigator. Sepert dalam kehidupan sehari - hari, beberapa tugas awak pesawat ini di gantikan oleh sistem komputer.



Sekarang kokpit di setiap pesawat hanya ditempati dua orang dan di bantu sistem komputer yang canggih. The Flight Management System menggantikan beberapa fungsi teknisi dan navigator. FMS adalah sistem yang menggerakan semua sistem pesawat secara berkelanjutan, memberikan peringatan dan bimbingan kepada pilot dalam kasus malfungsi. FMS juga dapat memantau rute dan posisi pesawat. Selalu kroscek GPS dengan sinyal dari peralatan navigasi yang ada di darat. FMS memberikan navigasi yang sangat tepat ketika ketepatan tersebut diperlukan untuk melakukan operasi penerbangan yang aman.

Banyak pesawat yang sudah tidak lagi berkomunikasi via radio lagi karena semua komunikasi dilakukan melalui datalink. The Aircraft Communication Addressing dan reporting System ( ACARS ) adalah system datalink digital yang juga di sebuuntuk transmisi pesan singkat antara pesawat udara dan satelit, atau melalui Controller-pilot data link communication (CPDLC) atau CPDL adalah system metode dimana pengendali lalu lintas udara dapat berkomunikasi dengan pilot melalui system datalink. sistem seperti ACARS dan CPDL telah menggantikan petugas radion komunikasi.

Tulisan yang dimuat dari: Capt. Jose Fernandez ( Corporate Safety Director Li** Group )

Membuatnya lebih Efektif dan Effisien adalah tujuan yang dilakukan oleh Sebuah Team yang menjalankan LEAN, apakah anda dan perusahaan anda sudah malakukan Implementasi LEAN? 

Salam Sukses Berkah 


Aditya Nugraha