Senin, 28 Desember 2015

TPM itu UENAK








TPM itu UENAK ( Unggul Enak Nyaman Aman dan Kondusif ), dengan berbagai pengalaman di beberapa perusahaan, TPM menjadi salah satu program yang dapat mendukung terwujudnya World Class Manufacturing. Izinkan saya menguraikan apa yang di maksud dengan TPM dan bagaimana TPM mendukung terwujudnya Operational Excellence dan World Class Manufacturing

8 Pilar TPM (Eight Pillar of TPM) – Untuk menerapkan konsep TPM (Total Productive Maintenance) dalam sebuah perusahaan manufakturing, diperlukan pondasi yang kuat dan pilar yang kokoh. Pondasi TPM adalah 5S, sedangkan pilar utama TPM terdiri dari 8 pilar atau biasanya disebut dengan 8 Pilar TPM (Eight Pillar of Total Productive Maintenance). 8 pilar TPM sebagian besar difokuskan pada pada teknik proaktif dan preventif untuk meningkatkan kehandalan Mesin dan peralatan produksi. 

TPM atau Total Productive Maintenance memiliki 3 target utama:
  1. Zero product defect (tidak ada produk cacat)
  2. Zero equipment unplanned failures (tidak ada kegagalan atau kerusakan pada mesin yang tidak terdeteksi sebelumnya)
  3. Zero accident (tidak ada kecelakan di area kerja)
Target-target tersebut dapat dicapai dengan melakukan Gap Analysis atas catatan historis mengenai produk cacat, kegagalan mesin dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya. Gap Analysis dapat dilakukan dengan diagram fishbone, why why analysis, atau P-M analysis. Setelah didapatkan pemahaman yang jelas, rencanakan investigasi untuk menemukan penurunan performa mesin. Tahap ini disebut “Initial Cleaning”.
TPM juga berguna untuk mengidentifikasi tujuh kerugian atan tujuh pemborosan (waste) pada mesin, yaitu:
  1. Setup adjustment time
  2. Initial adustment time
  3. Waktu kerusakan mesin (equipment bereakdown time)
  4. Mesin menganggur (idle)
  5. Speed (cycle time) losses (penurunan kecepatan)
  6. Start-up quality losses (penurunan kualitas start-up)
  7. In-process quality losses (penurunan kualitas proses)
Ketujuh waste dalam proses manufaktur ini harus dihilangkan, dapat dengan cara menerapkan TPM dalam proyekKaizen. Eliminasi dari ketujuh waste tersebut merupakan aplikasi dari tiga garis besar pilar TPM, yang meliputi:
  • Efficient Equipment Utilization
  • Efficient Worker Ulitization
  • Efficient Material & Energy Utilization
Dari tiga garis besar tersebut, dikembangkan delapan pilar yang menunjang keseluruhan implementasi TPM. Delapan pilar tersebut meliputi:
  1. Focussed improvement (Kobetsu Kaizen): melakukan perbaikan yang berkelanjutan walau sekecil apapun perbaikan tersebut.  Banyak yang bertanya mengapa harus Focus? bagaikan sebuah pisau yang memotong setiap masalah, Berbeda ketika kita tidak focus, bagaikan menggunakan palu untuk memotong kue, apa yang akan terjadi? kuenya akan hancur, bahkan akan menimbulkan masalah baru. 
  2. Planned Maintenance: fokus meningkatkan availability dari mesin dan peralatan dan mengurangi kerusakan mesin. lebih baik merawat daripada memperbaiki, dalam pillar ini akan banyak berinteraksi dengan Maintenance / Technical departemen.
  3. Edukasi dan Pelatihan: membentuk formasi karyawan yang memiliki skill dan menguasai teknik untuk melakukan autonomous maintenance. dalam pillar ini akan mempunyai fungsi membangun kompetensi dalam organisasi, seperti yang pernah saya uraikan dalam beberapa tulisan, dalam organisasi anggaplah semua elemen adalah kebun, dimana setiap pihak untuk terus tumbuh.
  4. Autonomous Maintenance (Jishu Hozen): artinya adalah melakukan perawatan terhadap mesin yang dipakai. Terdapat tujuh langkah dan aktifitas yang dilakukan pada Jisshu Hozen. dalam perawatan mandiri, operator mempunyai peranan yang sangat penting, operator bukan hanya mengoperasikan, melainkan lebih peduli terhadap mesin.
  5. Quality Maintenance (Hinshitsu Hozen): quality maintenance adalah pengaturan mesin yang memperkecil kemungkinan terjadi cacat berulang kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya target zero defect.
  6. Office TPM: bagaimana membuat aktifitas kantor yang efisien dan menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi. 
  7. Safety, Hygene & Environment (SHE): adalah aktifitas untuk menciptakan area kerja yang aman dan sehat, dimana sangat kecil kemungkinan terjadi kecelakaan. Temukan dan perbaiki area rawan kecelakan untuk memastikan keselamatan sekaligus memelihara kesehatan lingkungan. Ketika bergabung dengan salah satu perusahaan PMA Jepang, Keselamatan menjadi prioritas utama, mereka menyebutnya Unzen Daiichi. Semua hasil tidak akan di nilai kalau terjadi kecelakaan, dalam pillar TPM ini kita akan menyentuh lebih dalam dengan standar SMK3 atau OHSAS. 
  8. Early Equipment, untuk meningkatkan ketersediaan equipment dengan mengurangi tools resetting time (waktu pengaturan ulang alat-alat) untuk mengurangi biaya pemeliharaan peralatan dan memperpanjang usia pakai peralatan. Untuk lebih mudahnya dalam implementasi, pada pillar ini sama dengan DFSS ( Design For Six Sigma ).

Ukuran Sukses TPM
Alat pengukur performa yang dianggap paling sesuai dengan Lean Manufacturing dan TPM adalah OEE (overall equipment effectiveness). Pengukuran OEE digunakan untuk mengetahui potensi perbaikan yang dapat dilakukan pada sebuah alat atau mesin. Aplikasi konsisten dari teknik perbaikan seperti TPM ini akan secara signifikan mengurangi kerugian dan secara positif memberikan impact kepada performa suatu alat atau mesin yang beroperasi setiap hari.
Berikut singkatan lain TPM yang dikaitkan dengan Quality, Cost, Production, Safety, Moral, dan Environment.

Q: Ternyata Peningkatan Mutu
C: Tingkatkan Penjualan dan Menguntungkan
P: Tingkatkan Produksi Mesin
D: Tingkatkan Pengiriman yang berMutu
S: Total Pengamanan Mesin
M: Ternyata Program Menyenangkan
E: Turut Peduli Melestarikan alam

Bagaimana dengan organisasi kita saat ini? apakah sudah mencapai Produktivitas yang di harapkan? saatnya kita menjadi Industri yang maju pesat dan mempunyai standar internasional, MEA bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk kita menjual produk dan jasa ke dunia luar yang jauh lebih besar. Untuk informasi detail dan training, silahkan email dan berdiskusi saya secara langsung.

Salam Sukses Berkah 

Aditya Nugraha 
Trainer Sukses Berkah 
wa: 0856 999 1346
email: agasheva_adit@yahoo.com
sumber: shift.com

Sabtu, 14 November 2015

Mengatasi Nervous saat Presentasi Project

Semangat Pagi


Setiap orang pasti pernah dan akan merasakan bagaimana berbicara di depan umum. Dan apakah yang anda rasakan ketika anda akan mulai melakukan pembicaraan atau presentase anda? Mungkin anda akan merasakan seluruh tubuh anda gemetaran, wajah memerah, keluar keringat dingin dan bahkan mungkin yang paling parah perut anda merasakan mual dan rasanya ingin segera ke toilet.

Dan pada saat yang seperti inilah anda didiagnosa mengalami demam percaya diri atau lebih dikenal dengan demam panggung. Hal yang seperti ini bukan hanya dialami oleh orang-orang yang baru pertama kali tampil di depan umum, bahkan mungkin orang yang sudah terbiasa tampil di muka umum bisa saja terkena demam panggung.

Hal-hal yang seperti ini biasanya hadir karena sering berfikiran negative tentang diri kita sendiri. Misalnya kita selalu berfikiran kalau kita tidak pernah bisa, atau tidak menguasai topic pembicaraan, bahkan mungkin kita takut akan kritikan. Hal-hal tersebut yang mengakibatkan kita kehilangan rasa percaya diri. Dan untuk membangkitkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan umumtersebut, ada 3 hal yang haru kita perhatikan:

1. Kita harus menguasai setiap detail yang akan kita sampaikan pada saat presentase. Tentunya hal ini dilakukan dengan latihan. Mungkin latihan berbicara di depan cermin.

2. Kita harus berusaha mengendalikan emosi dan rasa takut yang muncul di diri kita, dan menjadikan emosi kita itu spirit untuk mencapai hal yang kita inginkan.

3. Membangun gambaran positif di dalam diri kita. Misalnya dengan berfikir kalau kita bisa untuk mencapai target pembicaraan yang kita inginkan.

Ada beberapa tips sebelum melakukan presentase:
- Kuasai topic yang akan kita sampaikan
- Atur nafas hingga tenang, jangan sampai terlihat kalau kita sedang grogi.
- Buatlah jeda beberapa saat sebelum memulai pembicaraan, tetapi jangan terlalu lama. Karena pendengar akan berfikiran kalau kitamungkin tidak menguasai materi yang akan kita sampaikan.
- Jangan terbebani dengan penampilan (costum, dll), tetap focus pada komunikasi dan pembicaraan.
- Bagi pemula yang mungkin belum berani untuk menatap pendengar, jangan sekali-kali penglihatan 

kita menerawang kemana-mana. Focus ke pendengar, hanya saja lihat wajah pendengar dari dagu hingga ke hidung. Jangan menatap mata pendengar, karena kadang tatapan pendengar bisa membuat kita semakin gerogi.

Selain teknis penyampaian, pengemasan materi dalam slide juga akan sangat berpengaruh kesuksesan presentasi anda.

Materi Autonomous Maintenance

Materi Quick Change Over 

Selamat berkarya dan jadikan presentasi anda penuh antusias.

Salam Sukses Berkah  


Aditya Nugraha
@agasheva_adit
#TrainerSuksesBerkah  



Sabtu, 07 November 2015

CARA ( Cari Akarnya Raih hAsilnya )



Masalah adalah sesuatu yang umum terjadi di setiap proses bisnis. Jika anda memiliki masalah, pendekatan seperti apa yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Beberapa metode problem solving sudah menjadi cara umum yang digunakan banyak perusahaan dalam memecahkan permasalahan yang berdampak signifikan terhadap proses bisnis perusahaan. Namun, seringkali anda langsung melompat kepada masalah yang terlihat saja. Tidak jarang, masalah kembali muncul setelah selesai.
Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah tool problem solving untuk membantu tim anda menemukan dan memahami akar penyebab masalah, dengan tujuan menghilangkan akar penyebab tersebut dan mencegah masalah muncul kembali. Pada dasarnya, RCA bertujuan untuk mengidentifikasi asal-usul terjadinya masalah.
Berikut langkah-langkah agar bagaimana anda bisa menggunakan tool RCA ini sebagai teknik problem solving yang efektif untuk menemukan akar penyebab masalah:

Langkah 1 – Definisikan Masalah
  • Masalah apa yang sedang terjadi saat ini
  • Jelaskan simpton (gejala) yang spesifik, yang menandakan adanya masalah tersebut
Langkah 2 – Kumpulkan Data
  • Apakah anda memiliki bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar ada
  • Sudah berapa lama masalah tersebut ada
  • Dampak apa yang dirasakan dengan adanya masalah tersebut
Pada tahap ini, sebelum anda melangkah untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berperan dalam timbulnya masalah, anda harus melakukan analisa mendalam terlebih dahulu. Untuk membuat Root Cause Analysis efektif, kumpulanlah perwakilan-perwakilan dari setiap departemen yang terlibat (mulai dari staf ahli hingga staf yang berada di garis depan, yang memahami situasi. Orang-orang yang paling akrab dengan masalah dapat membantu membawa anda ke pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu yang ada saat ini.
Untuk mempermudah, pada tahap ini anda bisa menggunakan framework CATWOE, yang akan memberi kemampuan untuk melihat situasi dari berbagai perspektif: pelanggan, karyawan, proses yang mengalami masalah, gambaran besar, dan area mana yang terkena dampak paling besar, owner, dan environmental constraint (hambatan dan keterbatasan yang akan memengaruhi keberhasilan solusi yang dijalankan).

Langkah 3 – Identifikasi Penyebab yang Mungkin
  • Jabarkan urutan kejadian yang mengarah kepada masalah
  • Pada kondisi seperti apa masalah tersebut terjadi
  • Adakah masalah-masalah lain yang muncul sering/mengikuti kemunculan masalah utama
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin penyebab masalah yang bisa anda dan tim pikirkan. Dalam banyak kasus, orang akan mengidentifikasi satu atau dua faktor kausal, lalu berhenti. Padahal satu atau dua itu belum cukup untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya. RCA dilakukan bukan hanya untuk menghilangkan satu dua masalah di permukaan.

Langkah 4 – Identifikasi Akar Masalah (Root Cause)
  • Mengapa faktor kausal tersebut ada
  • Alasan apa yang benar-benar menjadi dasar kemunculan masalah
Langkah 5 – Ajukan dan Implementasi Solusi
  • Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah muncul kembali
  • Bagaimana solusi yang telah dirumuskan dapat dijalankan
  • Siapa yang akan bertanggungjawab dalam implementasi solusi
  • Adakah resiko yang harus ditanggung ketika solusi diimplementasikan
Analisa proses identifikasi cause-effect anda dan temukan kebutuhan akan perubahan dalam sistem yang lain. Hal lain yang juga sangat penting, lakukan prediksi dari efek yang akan terjadi dengan penerapan solusi. Dengan cara ini, anda dapat menghindari/menghilangkan masalah sebelum mereka muncul ke permukaan.

Bagaikan rumput, jika masalah kita hanya habis di potong di atas, bersiaplah untuk masalah tersebut tumbuh kembali.

Salam Sukses Berkah 


Aditya Nugraha 
@agasheva_adit

Sumber: Shift Indonesia

Kamis, 05 November 2015

Excellence = Continuous Journey

“Excellence is not a destination;

It is a continuous journey that never ends.”_Brian Tracy_

Dalam sebuah kutipan yang disampaikan Brian Tracy diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa EXCELLENCE bukan akhir dari sebuah tujuan, EXCELLENCE is Continuous Journey, Excellence adalah sebuah perjalanan terus menerus dalam melakukan perbaikan, bukannya mengulang tapi terus memperbaiki dari waktu ke waktu. 

Bagaimana dapat terus menerus melaksanakan perbaikan?

Buatlah semangat setiap elemen dalam organisasi bagaikan bola salju yang tergelincir dari ketinggian, apa yang terjadi pada bola tersebut? ya, bola tersebut akan semakin besar sesuai dengan lamanya tergelincir.

Bagaimana membesarkan bola salju semangat Continuous Improvement?

Jawabannya sederhana, penuhi nutrisinya yaitu kebutuhan dan manfaatnya. Dalam hirarki kebutuhan Maslow, ada 5 kebutuhan manusia yang tersusun dalam hirarki maslow:

Fisiologi: ini adalah kebutuhan dasar yaitu makan, minum, dan kebutuhan dasar manusia lainnya. kaitannya dengan Bola Salju Semangat Perbaikan adalah rasa nyaman dari lingkungan kerja. 

Keamanan: Buatlah dalam program Continuous Improvement sejalan dengan kepedulian perusahaan terhadap keamanan bekerja karyawan, sebagai contoh proses RBC ( Restore Base Condition ) pada mesin, selain kita menjalankkan dasar dari Proses Perbaikan, kita juga mempedulikan keamanan karyawan, dengan contoh pemulihan kembali sistem sensor di mesin, sehingga tidak ada lagi Operator yang mengalami kecelakaan kerja.

Kebutuhan sosial: Saya teringat dengan salah satu campaign yang pernah dibuat di salah satu perusahaan yang berbunyi " SuperMAN is Good, but SuperTEAM is Excellence." ini adalah bentuk nyata bagaimana dengan Continuous Improvement, ikatan antar karyawan akan semakin erat, bukan bermental SILO ( Tabung besar penampung material ) yang mempunyai paham yang penting kerjaanku selesai, tidak peduli dengan Goals Organisasi secara besar.

Kebutuhan Pribadi ( Ego ): Tumbuhkan rasa bangga mereka dalam menjalankan Continuous Improvement, buatlah mereka merasa dengan program ini sangat memberi manfaat dalam karir mereka. Usaha yang telah dikeluarkan tidaklah sia - sia, mereka bangga dan siap membuat besar bola salju semangat anda.

Aktualisasi diri: Membangun pribadi pembelajar, kebutuhan ini disampaikan maslow adalah kebutuhan tertinggi dan sedikit sekali yang membutuhkannya. dalam kebutuhan ini kita dapat membuat atmosfer atau lingkungan pembelajar. seperti beberapa waktu lalu ketika saya berkunjung ke makasar mengunjungi sebuah corporasi yang menciptakan lingkungan belajar, 

Sebagai kesimpulan bagaimana Membuat Bola Semangat Perbaikan terus membesar adalah sebagai Berikut:

1. Buatlah lingkungan kerja yang nyaman

2. Selain nyaman, jangan lupa budayakan kerja aman dengan penerapan RBC terhadap mesin - mesin produksi, proses yang mudah dan jadikan sejalan dalam program Continuous Improvement.

3. Lakuan bersama dan tularkan bagai virus, jadilah Virus Perbaikan.

4.Ciptakan Kebanggan dalam menjalankan Continuous Improvement, bisa lakukan konvensi, memasang foto karyawan terbaik atau memuat team dalam berita perusahaan. Apresiasi sangat dibutuhkan untuk membesarkan Bola Salju Semangat Perbaikan.

5. Jadikanlah Perusahaan Pembelajar, setiap karyawan akan haus dengan belajar. Jadikan kebutuhan dalam belajar, berikan saran dan jangan lupa evaluasi hasil belajarnya.

Apakah semua itu sulit? jawabannya MUDAH, mulailah dengan Basic atau tingkatan dasar. Ingatlah apa yang anda pikirkan itulah yang akan terjadi, bagaimana dapat dengan mudah? Libatkan sebanyak - banyaknya karyawan dalam menjalankannya.


Tidak ada yang mampu merubah kondisi seseorang kalau bukan kita yang memulai, Mari bersama kita menularkan Virus Perbaikan, Kita bersama membangun Setiap industri dalam negeri ini berkembang dan meluas, Indonesia butuh kita, bersama meraih Macan Asia.

Salam Sukses Berkah


Aditya Nugraha
wa: 0856 999 1346
Trainer Sukses Berkah 

Minggu, 01 November 2015

KLOTER ( Keihin Leadership On ThE Road )

“Aku tak memilki talenta, aku hanya bergairah ingin tahu.”
~ Albert Einstein ~

Menjadi pemimpin sering kali dikaitkan dengan suratan takdir, bawaan dari lahir bahkan karena keturunan. Apakah itu semua benar? Jawabannya adalah SALAH, Pemimpin adalah seseorang yang berbeda diantara sebuah komunitas, seorang pemimpin dapat dipelajari, bukan karena bawaan lahir. Berbicara Pemimpin juga dikaitkan dengan Talenta, apakah ia Talenta? Talenta sering dijadikan kambing putih mengapa orang menjadi pemimpin. Haruki Mutakami mengamini talenta ini dalam konteks jika ada orang yang yang berhasrat ingin menjadi seorang novelis handal.

Bagaimana mempelajari cara efektif menjadi seorang Pemimpin yang Efektif atau sering kita sebut Great Leaders ?

Belajar kepemimpinan bisa anda mengikuti workshop kepemimpinan yang diadakan beberapa institusi dengan harga yang relative mahal, dengan fasilitas hotel bintang lima dan kursi yang nyaman. Tapi bagaimana jika belajar Leadership di jalan dengan fasilitas kendaraan umum?
Tepat di ujung bulan oktober, saya bersama dengan 11 sahabat dari perusahaan komponen otomotif belajar bersama Leadership dalam Event KLOTER ( Keihin Leadership On ThE Road ), kami berkumpul di Stasiun Bekasi menuju Stasiun Kota, dilanjutkan dengan menggunakan Busway menuju Hutan Mangrove.


Tahapan pertama à Pembentukan Team
Pembentukan team adalah salah satu cara bagaimana anda mencapai hasil maksimal, pendekatan yang dipakai dalam workshop ini memakai metode DISC, yang telah diberikan 1 minggu sebelum acara Kloter.


Untuk mengetahui kondisi organisasi saat ini, dalam workshop memakai kuesioner yang menyangkut dalam Effective Leadership. Dibentuklah 2 team dengan komposisi Team Hijau 5 Orang dan Team Pink 6 Orang.


Games 1 à Synergy dan Menebar Energy Positif
Dalam games 1: Peserta mendapat tantangan merangkai kata yang di dapat dari permen yang diambil secara acak, tugas mereka selanjutnya adalah menebar manfaat lewat media social dengan kata – kata yang sudah di rangkai. Semakin banyak yang mendapatkan like atau comment menjadi Pemenang.

Nilai Leadership:
Di permainan ini target team adalah membagikan kata – kata yang dirangkai kepada sebanyak – banyaknya penggunan media social, sebagai alat untuk verifikasi mereka membaca dengan memberikan like serta comment dengan aktivitas Kloter.
Target : Menebar manfaat di media social
Action Team : Tag orang – orang yang mereka kenal, saling share status team, bahkan ada pula yang menyampaikan satu persatu melalui telepon seluler.
Evaluasi: Hasil dari like dan comment di media social.

Games 2 à Mengenal lebih dalam dan menguatkan
Setelah focus pada tugas awal di sepanjang rel kereta api dari bekasi menuju Jakarta, seakan kami satu sama lain sangat focus dengan gadget, saling comment dan berbagai aktivitas untuk mengumpulkan like dan comment, pada permainan kedua semua gadget dilepas dan meninggalkannnya. Pada permainan kedua ketua diwajibkan mengenal lebih dalam anggota team, sepanjang perjalanan peserta saling bertanya dan mengingatkan ketua, bahkan sesekali mereka mengetes.

Nilai Leadership:
Seorang Pemimpin yang baik adalah yang mengenal orang – orang yang ia pimpin, selain mengenal ia juga dapat saling menguatkan dengan satu sama lain saling bertanya.
Tibalah di Hutan Mangrove, di Hutan ini bergabung pula 3 ekspatriat yang akan bergabung dengan kami selama perjalanan, saat tiba di hutan mangrove kami beruntung mendapatkan tempat yang nyaman untuk bermain, sebelum memulai permainan kami menikmati istirahat sejenak sambil mengganjal perut kami dengan bekal yang dibawa.

Tibalah mengumumkan pemenang pada Games 1, Pemenangnya adalah Kloter Pink dengan Comment dan like terbanyak.

Dilanjutkan dengan evaluasi Games 2, Ketua team akan ditanyakan pertanyaan seputar pengetahuan yang berhasil digali selama perjalanan menggunakan busway. Selain pertanyaan tentang team di tanyakan pula pengetahuan umum. Dalam Games 2 Pemenangnya adalah Team Pink, setelah pertarungan sengit dengan 2 kali draw.

Nilai Leadership:
Selain mengetahui kekuatan dan mengenal Team, seorang pemimpin juga membutuhkan Kompetensi untuk membawa team kea rah yang jauh lebih baik.

Games 3 à Perform
Dalam permainan ke 3, setiap team wajib menampilkan karya terbaik berupa yel – yel. Penuh totalitas dan setiap anggota mengalirkan ide dan menyatukannya. Dalam permainan ini Team yang menang adalah Team Hijau


Nilai Leadership:
Disini para peserta mengembangkan FGD dalam meraih kemenangan, Fokus dengan perform dengan berdiskusi dengan setiap ide yang mengalir, ketika sebelum tampil tiap peserta merasakan ownership dengan Team, sehingga mereka penuh totalitas

Games 4 à Konsentrasi dan Fokus
Dalam permainan ini, masing – masing team membentuk barisan seperti ular. Aturan mainnya adalah mengikuti intruksi dari Trainer, untuk dapat berhasil dalam permainan ini, setiap anggota harus berkonsentrasi dan focus dengan intruksi. Permainan berlangsung cukup lama namun pada akhirnya Team Hijau yang keluar menjadi pemenang.


Nilai Leadership:
Fokus dalam meraih Goals adalah salah satu cara dalam kesuksesan sebuah team, seperti yang disampaikan Stephen Covey, Berfikirlah dari akhir. Inilah yang dilakukan para peserta, mereka punya goals dan target.

Sebuah pengalaman yang luar biasa kami saling bertanding dan berakhir dengan hasil seri, kalau dilihat dari komposisi jumlah anggota memang tidak rata, namun pembentukan team di awal telah menjadikan mereka saling terikat dalam satuan team, hasilnya luar biasa mereka saling mengisi dan paham perananan masing – masing.

Setelah asyik bermain di Hutan Mangrove, kami sempat keliling di Hutan, mungkin ratusan foto yang kami ambil di hutan ini, penuh antusias walau panasnya seakan merasuk ke dalam kulit. Selesai dari berkeliling kami menuju Kota Tua bersama para Ekspatriat, ketika bersama ekspatriat. Satu lagi nilai kepemimpinan tercermin yaitu empowerment, para peserta mendukung peserta lain untuk menjadi penerjemah dan mengikuti segala arahan hasil komunikasi dengan para ekspatriat.

Bertukar kado adalah bentuk rasa saling memberi dan membahagiakan

Setelah asyik berkeliling dengan keceriaan dan penuh canda tawa, kami mengakhiri dengan berbagi balon kepada adik – adik di kota tua, setelah kami berfoto bersama di depan museum Fatahilah.

Tibalah pada sesi akhir menyampaikan 8 Cara menjadi seorang Leader yang Efektif, dan ternyata mereka telah melalui bersama, di hari yang penuh canda tawa, lelah namun Satu hari ini penuh makna.

1.       Tuliskan setiap tugas dengan SMART ( Spesifik, Measure, Achieve, Reliable, Time )
2.       Jangan cuman Menugaskan, Berikan Arahan
3.       Lakukan tindak lanjut,, tanyakan progressnya jangan hanya hasil
4.       Berikan apresiasi positif untuk hasil yang mencapai target
5.       Lakukan konstruktif untuk progress yang tidak sesuai target
6.       Dampingi progress dan berikan dukungan kepada setiap anggota
7.       Berikan Solusi dari Masalahnya
8.       Laporkan apa yang dihasilkan dan berikan sesuai data aktual

Akhirnya kami pun menuju stasiun kota dan bersiap menuju Bekasi, Wow, sebuah pengalaman yang luar biasa dan menjadikan akhir pecan yang penuh dengan nilai.



Terima kasih kepada team Manufacturing Control PT. Keihin Indonesia, terus menerus menggali keingin tahuan terhadap ilmu dan selalu meng-Upgarde diri. semoga sukses selalu dan menjadi GREAT LEADERS.

Salam Sukses Berkah

Aditya Nugraha
@agasheva_adit
#TrainerSuksesBerkah
#Kloter

Rabu, 28 Oktober 2015

Semangat Pemuda di Autonomous Maintenance

Semangat Pagi

Beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengan salah satu GM dari perusahaaan yogurt, ia berusia 73 tahun masih dalam kondisi sehat dan bugar menjalankan aktivitas sehari – hari. Yang mengejutkan lagi, sebulan yang lalu berhasil mendaki gunung.

Timbullah sebuah pertanyaan, ko Bisa?
Ia selalu menjaga pola makan , berolahraga dan menjaga pola pikirnya. Kalau saja seorang manusia berhasil mempunyai usia yang panjang dan tetap produktif, bagaimana dengan mesin produksi anda?
Sudahkah anda merawatnya? Apakah mesin anda masih produktif?

Jika jawabannya TIDAK, maka inilah jawabannya:
Melalui program Autonomous Maintenance, sebuah program perawatan mandiri yang dilakukan oleh operator yang berfungsi menurunkan breakdown. Syukur alhamdulilla di hari yang istimewa ini saya berkesempatan untuk dapat memberikan training di salah satu perusahaan daerah tangerang.
Bagaimana menjalankan AM dengan benar?

1.       Komitmen Top Management
Disarankan dibuatkan pigura dengan sign top management

2.       Training
Pastikan semua pihak telah mendapatkan pengetahuan yang sama

3.       Tentukan Pilot Project
Buatlah Pilot Project untuk benchmark program AM yang akan di aplikasikan di mesin lain.

4.       Lakukan TCO bersama Top Management
Tahapan ini akan membuat peserta merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab melaksanakannya.

5.       Audit secara rutin
Audit disini sangat berperan dalam menjaga Program AM tetap bergulir

6.       Presentasikan setiap kenaikan step
Team leader wajib menyampaikan progress dari Tim AM yang telah berjalan

7.       Coaching Team oleh atasan
Peranan atasan sangat penting dalam membiimbing Tim AM terus menindaklanjuti tagging.

8.       Rayakan, ketika mereka berhasil
Berikan penghargaan kepada Tim yang berhasil menjalankan program AM tersebut.

Saat ini mesin tua bukanlah alas an dengan menjalankan Program Autonomous Maintenance, Performance akan tetap terjaga, pekerjaan operator mudah dan nyaman.

Bagi rekan – rekan yang ingin belajar lebih lanjut atau membutuhkan pendampingan dalam menjalankan AM, silahkan menghubungi kami.


Salam Sukses Berkah


Aditya Nugraha
#TrainerSuksesBerkah
@agasheva_adit
0856 999 1346

Selasa, 20 Oktober 2015

Islam mengajarkan Continuous Improvement

Semangat Pagi

Dengan kondisi ekonomi saat ini, setiap perusahaan berusaha mengoptimalkan setiap sumber daya. Departemen Continuous Improvement pun menjadi jawabannya. Sebagai seorang konsultan di bidang Management dan menjadi saksi program – program Improvement di berbagai perusahaan. Semakin hari menjadi semakin mengesankan melihat perubahan dan hasil program.

Lalu bagaimana Islam berbicara Continuous Improvement?
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Surat Ar-Ra’d: 11

Seperti artikel sebelumnya dalam berubah atau punah, maka kita wajib berubah untuk dapat menaklukan perubahan yang ada. Timbulah sebuah pertanyaan? Apa hubungannya dengan Continuous Improvement ?

Continuous Improvement adalah Perbaikan secara terus menerus, selalu menghasilkan perubahan, jika kondisi tidak standar, dikembalikan ke kondisi awal, sudah dalam kondisi baik lebih lagi dioptimalkan. Perubahan adalah hasil dari sebuah perbaikan terus menerus.

Dalam menjalankan Continuous Improvement, kita mempunyai 2 pilihan : Menjalankan secara mandiri atau Menjalankan secara kelompok, belakangan ini  lebih banyak diterapkan yang bersifat kelompok, sebut saja GKM, SGA, QCC. Bukan hanya akan kuat, tetapi memudahkan ketika menjalankan proses perbaikan lintas departemen. Dan hal ini juga telah diungkapkan didalam pelaksanaan shalat. Ketika berjamaah maka pahala yang di dapat 27 derajat lebih baik dari shalat sendiri.

Selain hasil perubahan, dalam proses continuous improvement juga mengajarkan optimisme dalam organisasi. Optimisme ini juga di ajarkan untaian ayat suci Al-Quran berikut:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyrah:5-6).

Tidak sampai di dalam nilai optimisme, dalam proses perbaikan di perlukan seorang leader yang COC ( Consist On Concern ). Pernahkah anda mendengar sebuah pepatah yang disampaikan oleh seorang Napoleon.

“ Jika sekelompok kambing di pimpin oleh seekor singa, maka sekelompok kambing akan berubah menjadi sekelompok singa. Begitu juga sebaliknya.”
Dalam proses perbaikan, organisasi atau team yang di pimpin oleh orang yang handal. Peluang sukses dan berhasil akan semakin besar. Leadership sangat di perlukan dalam menjalankan program perbaikan. Dan sekali lagi Islam telah mengisahkan salah satu anak muda yang mampu memimpin dengan luar biasa, sampai berhasil menaklukan Konstatinopel, Ya dialah Muhammad Al-Fatih, seorang pemuda berani, cerdas dan santun dalam memimpin.

Sebagai seorang muslim, kita harus terus menerus memperbaiki diri, lingkungan dan juga sekitar. Semuanya dimulai dari diri sendiri dan menularkannya dengan sistematis. Selamat menjalankan Perbaikan terus menerus dan jadikan diri anda mukmin yang Takwa.


Salam Sukses Berkah

Aditya Nugraha

@agasheva_adit

Sabtu, 19 September 2015

Perbaikan Itu Asyik

Semangat Pagi

Bagaimana kabar anda hari ini? semoga hari ini anda dalam kondisi sehat dan sukses, Berbicara Perbaikan, maka kita akan berbicara sebuah perubahan. Terinspirasi dari salah satu video di youtube, dimana dilakukan sebuah simulasi tindakan penanggulangan masalah yang menghasilkan berbagai ide kreatif sebagai berikut :

Masalah: Menurunkan Kucing yang berada di atas ranting pohon

Cara 1: Penyelamat seorang ahli dalam teknologi, kucing tersebut ditembak dan hasilnya kucing tersebut keluar dari mesin yang telah ia buat dengan lemas ( Karena melalui perpindahan bentuk )

Cara 2 : Penyelamat adalah seorang yang berkekuatan besar, pohon tersebut di gergaji dan hasilnya kucing dan pohon jatuh bersamaan

Cara 3 : Penyelamat seorang yang SMART, ia melihat kondisi kucing dan ia hanya mengeluarkan ikan yang sangat amis. apa yang terjadi? Si kucing turun dengan sigap dan langsung menghampiri pemuda tersebut.

Apa yang anda pelajari?

Banyak solusi dan alternatif penyelesaian, namun kita juga wajib memperhitungkan juga investasi dan suara pelanggan. Izinkan saya dalam artikel ini menguraikan bagaimana melakukan perbaikan yang efektif dan menyenangkan :


Berikut beberapa jenis Improvement yang dapat kita implementasikan:

Sugestion System
Metode ini sering juga disebut sumbang saran, datangnya ide perbaikan yang berasal dari bawah, untuk metode ini saya teringat dengan salah satu pengalaman saya bersama dengan team saat melaksanakan program ini, hasilnya kami berhasil  melakukan banyak sekali perbaikan di lingkungan kerja kami, selain itu juga, pekerjaan kami lebih ringan dan menyenangkan.


Kaizen

Kai = Change Zen = Good, Kaizen adalah metode perbaikan yang berasal dari jepang, sering juga disebut Continuous Improvement di jepang, untuk Kaizen biasanya menghasilkan Quick Win atau perbaikan bersifat cepat, periode yang biasa dilakukan dalam melakukan Kaizen bervariasi, tetapi di beberapa project saya menyarankan untuk bersifat bulanan.


Small Group Activity / QCC / Gugus Kendali Mutu
Memang banyak sekali istilah untuk metode satu ini, sebuah metode continuous improvement yang menggunakan kelompok yang beranggotakan 5 - 10 orang, metode ini memiliki 8 langkah atau 7 langkah, biasanya dikenal juga dengan DELTA ( DELapan langkah Tujuh Alat ). selain program ini menghasilkan berbagai Improvement, dalam metode ini juga mempererat kekuatan sebuah tim, mereka akan rutin berdiskusi dan mempersiapkan presentasi.




Apapun metode yang anda pakai dalam menjalankan sebuah program perbaikan, pastikan perbaikan dilakukan dengan baby step ( Langkah Bayi ) walaupun pelan tapi benar - benar sustain, Berikut beberapa alasan yang dapat menyebabkan sebuah perbaikan menjadi tidak sustain.

1.       Proses yang baru sulit
2.       Orang tidak melihat manfaat
3.       Tidak ada standar
4.       Kurang sosialisasi
5.       Audit tidak ada

Selamat menjalankan Perbaikan dan jadikan setiap langkah memberikan manfaat untuk kita semua.

Salam Sukses Berkah


Aditya Nugraha
08569991346
@agasheva_adit